Jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung Rusak Parah
Tribunnews.com -
Laporan Wartawan Tribunlampung, Cr4/Pen
TRIBUNNEWS.COM, BANDARLAMPUNG - Menjelang arus mudik Lebaran, sejumlah fasilitas jalan di Kota Bandar Lampung masih banyak yang rusak. Selain mengganggu kenyamanan berlalu lintas, kerusakan ini juga dapat mengancam keselamatan pengguna jalan.
Berdasarkan pantauan Tribun, kerusakan terparah ada di Jalan Soekarno-Hatta. Kerusakan terjadi hampir di seluruh ruas jalan. Mulai dari bundaran Tugu Radin Intan hingga lampu merah menuju Kecamatan Panjang.
Kerusakan didominasi jalan bergelombang, terutama pada sisi pinggirnya. Meski aspal tidak terkelupas, gundukan-gundukan di jalan tersebut sangat mengganggu kenyamanan berkendara.
Sedangkan kerusakan lainnya adalah kondisi jalan yang berlubang cukup dalam dengan aspal yang sudah terkelupas. Meski diameternya relatif kecil, kedalamanan bisa mencapai 30 cm, sehingga mengancam keselamatan pengendara yang melaju dengan kecepatan tinggi.
Selain itu, bahu jalan yang ada di sepanjang ruas Soekarno-Hatta tidak memadai. Banyak terdapat kubangan yang digenangi air, umumnya becek serta berlumpur. Bahkan sebagian bahu jalan hilang atau ambles.
Banyak juga saluran pembuangan air (drainase) yang tidak jelas arah pembuangannya. Hal inilah yang ditengarai menjadi penyebab utama kerusakan jalan.
Beberapa titik yang mengalami kerusakan parah, di antaranya, di depan Polsekta Kedaton. Di ruas jalan tersebut banyak aspal mengelupas. Selain itu, banyak kubangan berdiameter besar dan digenangi air sepanjang kurang lebih 15 meter.
Titik lainnya berada di kawasan lampu merah Kali Balok. Kerusakan yang tampak seperti banyaknya lubang digenangi air dan kondisi jalan yang bertabur bebatuan. Bahu jalan juga mengalami rusak parah.
Kita juga dapat dengan mudah menjumpai jalan rusak di ruas lampu merah Way Halim, ruas tikungan Candi, dan ruas Pertamina Way Laga.
Jalan Pangeran Antasari pun tak luput dari kerusakan. Lubang berukuran besar di jalan protokol itu memiliki diameter dua hingga tiga meter dengan kedalaman lebih dari 20 cm.
Sebelumnya, pengamat transportasi IB Ilham Malik mengatakan, drainase jalan raya (DJR) merupakan penyebab utama kerusakan jalan. Jadi, seluruh upaya perbaikan jalan yang dilakukan pemkot maupun pemprov tidak akan optimal jika DJR tidak diperbaiki lebih dahulu.
"Saya mengusulkan untuk anggaran 2011 agar seluruh proyek perbaikan jalan juga disertai dengan perbaikan DJR. Paket pengerjaannya juga harus jadi satu, tidak dipisah," kata kepala Pusat Studi Kota dan Daerah Universitas Bandar Lampung (PSKD UBL) itu.
DPRD kota dan provinsi, lanjutnya, juga perlu memastikan anggaran perbaikan jalan dan DJR menjadi satu. Ini perlu agar ada kepastian kondisi jalan dan drainase sama baiknya. Sebab, kedua hal itu pada dasarnya memang tidak dapat dipisahkan. (*)
TRIBUNNEWS.COM, BANDARLAMPUNG - Menjelang arus mudik Lebaran, sejumlah fasilitas jalan di Kota Bandar Lampung masih banyak yang rusak. Selain mengganggu kenyamanan berlalu lintas, kerusakan ini juga dapat mengancam keselamatan pengguna jalan.
Berdasarkan pantauan Tribun, kerusakan terparah ada di Jalan Soekarno-Hatta. Kerusakan terjadi hampir di seluruh ruas jalan. Mulai dari bundaran Tugu Radin Intan hingga lampu merah menuju Kecamatan Panjang.
Kerusakan didominasi jalan bergelombang, terutama pada sisi pinggirnya. Meski aspal tidak terkelupas, gundukan-gundukan di jalan tersebut sangat mengganggu kenyamanan berkendara.
Sedangkan kerusakan lainnya adalah kondisi jalan yang berlubang cukup dalam dengan aspal yang sudah terkelupas. Meski diameternya relatif kecil, kedalamanan bisa mencapai 30 cm, sehingga mengancam keselamatan pengendara yang melaju dengan kecepatan tinggi.
Selain itu, bahu jalan yang ada di sepanjang ruas Soekarno-Hatta tidak memadai. Banyak terdapat kubangan yang digenangi air, umumnya becek serta berlumpur. Bahkan sebagian bahu jalan hilang atau ambles.
Banyak juga saluran pembuangan air (drainase) yang tidak jelas arah pembuangannya. Hal inilah yang ditengarai menjadi penyebab utama kerusakan jalan.
Beberapa titik yang mengalami kerusakan parah, di antaranya, di depan Polsekta Kedaton. Di ruas jalan tersebut banyak aspal mengelupas. Selain itu, banyak kubangan berdiameter besar dan digenangi air sepanjang kurang lebih 15 meter.
Titik lainnya berada di kawasan lampu merah Kali Balok. Kerusakan yang tampak seperti banyaknya lubang digenangi air dan kondisi jalan yang bertabur bebatuan. Bahu jalan juga mengalami rusak parah.
Kita juga dapat dengan mudah menjumpai jalan rusak di ruas lampu merah Way Halim, ruas tikungan Candi, dan ruas Pertamina Way Laga.
Jalan Pangeran Antasari pun tak luput dari kerusakan. Lubang berukuran besar di jalan protokol itu memiliki diameter dua hingga tiga meter dengan kedalaman lebih dari 20 cm.
Sebelumnya, pengamat transportasi IB Ilham Malik mengatakan, drainase jalan raya (DJR) merupakan penyebab utama kerusakan jalan. Jadi, seluruh upaya perbaikan jalan yang dilakukan pemkot maupun pemprov tidak akan optimal jika DJR tidak diperbaiki lebih dahulu.
"Saya mengusulkan untuk anggaran 2011 agar seluruh proyek perbaikan jalan juga disertai dengan perbaikan DJR. Paket pengerjaannya juga harus jadi satu, tidak dipisah," kata kepala Pusat Studi Kota dan Daerah Universitas Bandar Lampung (PSKD UBL) itu.
DPRD kota dan provinsi, lanjutnya, juga perlu memastikan anggaran perbaikan jalan dan DJR menjadi satu. Ini perlu agar ada kepastian kondisi jalan dan drainase sama baiknya. Sebab, kedua hal itu pada dasarnya memang tidak dapat dipisahkan. (*)
Editor: Harismanto
http://www.tribunnews.com/2010/08/25/jalan-soekarno-hatta-bandar-lampung-rusak-parah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar