848
71
5 dari 6 Kompasianer menilai Aktual.
“Rombongan mana, Bu?” tanya Rini.
“Itu, rombongan TKW,” kata perempuan itu.
“Lha, saya bukan TKW, Bu. Saya ini ingin pulang ke Indonesia, berlibur, kebetulan bertemu dengan mereka. Mereka ribut karena bingung Bu, banyak yang bertahun-tahun enggak pulang, kasihan. Ibu mau liburan juga?” tanya Rinny.
“O enggak, saya baru pulang dari Moskow, tugas negara,” kata perempuan itu yang menurut Rinny hanya tetap berdiri tanpa ikut membantu para TKW yang gaduh karena bingung. Belakangan, Riny tahu perempuan itu adalah anggota DPR yang habis melakukan studi banding di Moskwa, Rusia. Anggota DPR RI yang transit di Bandara Abu Dhabi, setelah studi Banding dari Rusia,Baca .
Di antara para TKW itu ada seorang TKW yang kedua tangannya melepuh disiram air keras oleh majikannya di Arab Saudi. Matanya pun merah karena dicolok oleh majikannya.
Selain itu, ada pula seorang TKW yang perutnya mengalami pendarahan. Namanya Ipah. Ia sebenarnya sudah memiliki janji dengan seorang dokter di Jakarta untuk operasi pengambilan kista di perutnya pada hari Senin (8/11/2010). Adiati yang mendampingi Ipah selama bermalam di hotel menceritakan, Ipah terus berbaring selama menunggu kepastian terbang.Lihat
Inilah cerita anggota DPR yang terhormat, yang habis studi banding dari Rusia, dan harus transit ke di Bandara Abu Dhabi, dan menyaksikan para TKW yang terlantar karena penerbangan tertunda, tidak ada niat untuk membantu dan meringankan beban para TKI kita yang kebingungan dan gelisah karena keterbatasan pengetahuan dan bahasa, sukurlah ada saudara-suadara kita WNI yang kebetulan ada di bandara, membantu pengurusan penginapan, pendataan sampai keesokan harinya mereka bisa kembali ketanah air.
Ketika diminta tangapan Anggota DPR ditanah air, mereka malah membela sikap rekan-rekanya yang sedang studi Banding, Wakil Ketua Komisi V DPR RI Muhidin Mohammad Said, Jumat (19/11/2010). “Kita salah kalau mereka ditelantarkan. Kalau ada aduan, wajarlah kita harus memperhatikan hak-hak mereka. Tapi kalau tidak ada aduan, ya apa yang mau diperhatikan,” tutur politisi Golkar ini.Lihat selengkapnya.
Betapa susahnya kita memahami pikiran para wakil rakyat, ini jelas-jelas didepan mata ada TKW yang kebingungan, ada yang sakit, bukan malah segera membantu, malah menunggu pengaduan.
Saya kira para anggota DPR ini, harus tanggap, manyapa dan melihat rakyatnya, bukan malah tertawa-tawa untuk menghabiskan rubel di UEA, smentara rakyat yang diwakilinya berjarah kurang dari 200 meter sedang resah karena adanya penundaan penerbangan pesawat mereka.
Saya kira anggota DPR sekarang, semakin menjadi, ditengah kritikan agar berhenti dulu jalan-jalan keluar negeri karena banyaknya musibah, eh malah terus mengumbar “syahwat” , tutup mata dan telinga atas kritikan, bahkan mereka tanpa malu-malu berkata ini tugas Negara.
Sudah selayaknya para anggota DPR ini diberikan pendidikan etika, baik sebagai anggota DPR, maupun sebagai Warga Negara Indonesia. Juga harus dijelaskan makna bela Negara , bukan bela kepentingan pribadi.
Kejadian ini membuat kita sadar, ternyata pemaknaaan pahlawan devisa bagi para TKI hanya kata-kata indah yang dilontarkan, tanpa ada tindakan kepedulian atas nasib TKI itu sendiri.
Dari kasus sumiati, haryatin yang matanya buta sampai sekarang, serta kasus-kasus lain baik yang terekspos maupun tidak, hanya mendapat perhatian sporadis dari pemerintah. Tidak ada tindakan berkelanjutan untuk membenahi secara keseluruhan , mulai dari pembekalan bahasa, pendidikan, dan perjanjian perlindungan hukum antar Negara (G to G), dan sanksi yang rendah bagi para PJTKI yang nakal.
http://nasional.kompas.com/read/2010/11/19/14061586/Tak.Ada.Aduan..Apa.yang.Mau.Diperhatikan
http://regional.kompasiana.com/2010/11/20/dpr-lecehkan-dan-abaikan-tki-di-bandar-udara-dubai/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar